[ad_1]
Dua tentara Prancis tewas oleh alat peledak improvisasi (IED) di Mali pada Sabtu, hanya beberapa hari setelah tiga orang lainnya tewas dengan cara yang sama.
Kedua tentara itu sedang mengambil bagian dalam misi intelijen di Menaka, di timur laut Mali, ketika kendaraan mereka terkena IED. Seorang tentara ketiga terluka tetapi dalam keadaan stabil, kata Presiden Emmanuel Macron dalam sebuah pernyataan.
Macron mengatakan dia “berbagi kesedihan keluarga mereka, orang yang mereka cintai dan saudara seperjuangan dan meyakinkan mereka tentang rasa syukur dan solidaritas Bangsa.”
“Presiden Republik menegaskan kembali tekad Prancis dalam perangnya melawan terorisme,” tambah pernyataan itu.
Kematian Kopral Loic Risser dan Sersan Yvonne Huynh menambah lima jumlah tentara Prancis yang kehilangan nyawa di Mali selama seminggu terakhir.
Tiga tentara tewas dengan cara yang sama pada 28 Desember di Hombori, Mali tenggara.
Prancis memiliki 5.100 tentara yang dikerahkan di seluruh wilayah Sahel sebagai bagian dari Operasi Barkhane melawan kelompok-kelompok ekstremis. Sejak diluncurkan pada 2014, 50 tentara Prancis telah kehilangan nyawa.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel telah memberikan penghormatan kepada dua tentara yang gugur itu.
“Eropa secara keseluruhan tunduk pada pengorbanan orang-orang muda ini yang terbunuh jauh dari rumah dan yang, dengan melindungi perdamaian dan stabilitas di Sahel, juga memperkuat keamanan kami di Eropa,” tulisnya di Twitter.
Dipostingkan dari sumber : Hongkong Prize